Sebagai hewan nokturnal (aktif di malam hari, tidur di siang hari), sebagian besar kelelawar terbang pada malam hari dalam kegelapan yang hampir total. Sebagai ganti cahaya, mereka menggunakan sistem alami yang mirip dengan sonar atau radar sebagai penuntun. Sistem ini menggunakan sinyal akustik yang dipancarkan oleh kelelawar pada saat terbang. Sistem ini membuat mereka dapat mengenali lokasi benda apapun atau mangsa di hadapan mereka, lengkap dengan arah, ukuran, atau kecepatan, seakan mereka mampu melihat tanpa cahaya.
Digerakkan oleh otot dada dan punggung, sayap kelelawar mendorong ke bawah dan ke belakang, menghasilkan dorongan dan gaya angkat. Kemudian, sayap membentang ke samping dan ke atas. Pada akhirnya, sayap bergerak maju hingga ujungnya hampir menggesek kepala kelelawar. Banyak mamalia terbang ini dapat meluncur di udara, melayang tanpa mengepakkan sayap dan bermanuver dengan melipat sayap.
Kelelawar menghabiskan musim dingin dalam tahap mati suri dengan bergantung memakai kakinya menghadap ke bawah, di gua-gua atau tempat-tempat gelap lainnya. Kelelawar merupakan hewan berdarah panas pada saat aktif dan menjadi sama seperti makhluk berdarah dingin ketika tertidur. Mereka masuk ke dalam tahap hibernasi lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan mamalia lainnya. Mereka bisa bertahan hidup dalam suhu dingin selama beberapa bulan, bahkan di dalam kulkas, tanpa perlu makan.
No comments:
Post a Comment